Minggu, 09 September 2012


Gadis.co.id -- Orang baru bakal selalu berdatangan ke dalam hidup kita. Sayangnya, tidak semua orang ‘mudah’ di dekati dan punya sifat yang cocok sama kita. Si pemarah, si galak, si sensitif, dan berbagai sifat lainnya yang sering membuat kita kesal. Tapi, tidak berarti orang-orang yang punya sifat berbeda ini harus kita jauhi.
Ganti ‘KACAMATA’
                Sebenarnya semua bisa jadi orang yang sulit didekati, termasuk kita. Soalnya, kemampuan menerima tiap orang berbeda-beda. Kalau buat kita, orang yang paling sulit didekati  adalah orang yang terlalu sensitif, belum tentu hal yang sama berlaku buat sobat kita.
                Menurut Hara Estroff Marano, penulis majalah Psychology Today, pengalaman buruk kita dengan sifat tertentulah yang bikin kita cenderung menghindari orang-orang yang ‘sulit’ ini. Tapi, meski ada ketidakcocokan sifat yang kita hadapi dalam diri seseorang, kita tidak seharusnya langsung menutup diri. Maklum, sebagian besar orang ini tidak bisa kita hindari karena mereka jadi bagian hidup kita. Misalnya, teman sebangku baru di kelas, sepupu, dan bahkan mungkin kakak/adik kita sendiri.
                Sebenarnya mereka hanyalah orang-orang unik yang juga butuh cara tersendiri untuk mendekatinya. Kita Cuma perlu mengganti ‘kacamata’ alias cara pandang kita dan melihat dari sudut pandang yang berbeda. Dengan begitu, kita bisa lebih memahami orang-orang yang kita anggap ‘sulit’ ini serta tahu cara menghadapinya.
Si PEMARAH
Deteksi:
                Si pemarah adalah salah satu tipe orang yang paling mudah kita kenali. Orang tipe ini sangat agresif mengungkapkan reaksinya atas sesuatu. Reaksi yang ditunjukkan juga biasanya meledak-ledak, cenderung kerasa dan mengganggu bagi sebagian besar dari kita.
                Tidak Cuma itu, Si pemarah juga termasuk tipe yang sinis dan sering tidak setuju terhadap sesuatu. Kejadian kecil yang sebenarnyan tidak memerluka reaksi terlalu keras pun bisa ditanggapi dengan berapi-api, nada tinggi, dan kata-kata kasar olehnya. Dia juga selalu merasa dirinya benar. Makanya, tidak heran kalau si pemarah jarang mau mengakui kesalahannya, terutama di depan banyak orang.
‘KACAMATA’ Baru Kita:
                Menurut psikolog Harriet Lerner, seorang penulis buku Dance of Anger dan Relationship Rules, sikap dan reaksi si pemarah yang cenderung keras bikin kita jadi sering merasa terganggu. Bahkan bukannya tidak mungkin kita bakal frustasi, terpancing emosi dan bersikap sama kerasnya ketika berhadapan dengannya.
                Makanya, untuk mendekati orang dengan sifat pemarah ini, kita perlu bersikap:
1.       Sangat Dewasa. Bersikap dewasa bukan berarti kita harus terus mengalah. Soalnya, kita bisa saja menyatakan ketidaksukaan kita sama si pemarah. Asal caranya tepat, dia pasti bisa menerima.
2.       Tangani Secara Personal. Ajak si pemarah berbicara langsung secara empat mata. Soalnya dia pasti  tidak akan melunak di depan banyak orang. Maklum, dia kan tidak mau terlihat sebagai pihak yang salah.
3.       Tenang dan Sabar. Pastikan kita menggunakan nada yang datar dan tenag, talu sampaikan hal-hal dari sikapnya ynag bikin kita tidak suka. Dengan begini, dia akan perlahan-lahan mengerti maksud kita.

Si PESIMIS
Deteksi:
                Salah satu ciri si pesimis adalah selalu khawatir dan cemas. Karena selalu ketakutan akan sesuatu hal yang buruk bakal terjadi. Si pesimis sering banget menjatuhkan atau menggagalkan ide yang diajukan orang lain. Misalnya, ketika peserta rapat pensi mengusulkan untuk mengadakan pesta kembang api, si pesimis akan jadi orang yang pertama yang menyebut berbagai hal buruk yang bisa terjadi di pestaa kembang api dan bikin kita berfikir untuk menghilangkan ide itu.
                Ciri lain yang bisa kta pakai untuk mendeteksi si pesimis adalah sikap orang ini yang sering terlihat sedih, gelisah dan sering menuntut. Menurut psikolog Mark Leary dari Duke University, si pesismis biasanya tidak sadar kalau sebenarnya kekhawatirannya menimbulkan banyak masalah untuk orang lain. Sebaliknya si pesimis selalu berfikir kalau dia sebenarnya membantu.

‘KACMATA’ Baru Kita:
                Si pesimis sebenarnya sedikit lebih sulit untuk dihadapi. Soalnya dengan cara yang cenderung halus, dia bisa bikin kita terbawa sama kekhawatiran dan ketakutannya sehingga jadi ragu sama pilihan atau keputusan kita. Selain itu, si pesismis juga cenderung kebal sama pengaruh dari luar dirinya. Cara yang paling pas yang bisa kita lakukan adalah:
1.       Mencoba Mengerti Sudut Pandangnya. Mungkin saja dia khawatir karena memang punya pengalaman buruk terhadap sesuatu hal.
2.       Setelah paham alasannya, coba kita menanamkan sudut pandang kita tanpa telihat memaksa. Berikan si pesismis pandangan yang berbeda soal hal yang dia khawatirkan tersebut.
3.       Pastikan Kita Tetap Tenang dan Tidak Putus Asa. Soalnya, dia pasti bakal selalu berusaha menjatuhkan kita. Siapkan berbagai macam pendapat dan argumen yang bisa meyakinkan dia.

Si SENSISTIF
Deteksi:
                Salah sati ciri si sensitif adalah sering mengkhayalkan hal-hal yang sebernarnya tidak ada. Selain itu, si sensitif juga selalu merasa dirinya seperti dimusuhi atau tidak disukai. Makanya, tidak heran kalau dia bakal sering mengganggu kita dengan pertanyaan. ‘Kamu nggak suka ya, temenan sama aku?’ atau ‘Aku bikin salah lagi ya, sama kamu?’. Orang tipe ini selalu merasa terancam dan mencari-cari tanda kalau dia terasingkan.

‘KACAMATA’ Baru Kita:
                Kesulitan yang muncul untuk menghadapi si sensitif, menurut Mark Leary, adalah kerapuhannya. Orang tipe ini seperti berjalan dengan cangkang telur yang sangat rapuh. Si sensitif selalu merasa tidak nyaman dan terkadang bikin kita merasa risih dan capek menghadapinya. Sebenarnya yang bisa kita lakukan adalah:
1.       Menyakinkan Si Sensistif Kalau Dia Cukup Baik Untuk Disayangi. Buat dia sadar bahwa dia punya banyak hal yang bikin dia berharga dan disukai orang lain.
2.       Selain itu, buat dia menyadari bahwa meskipun ada orang yang tidak suka sama dia, bukan berarti semua orang di dunia ini akan meninggalkannya. Masih ada orang-orang yang tetap peduli dan tinggal dalam hidupnya.
3.       Tentunya meyakinkan si sensitif bukan tugas yang gampang. Jadi, kita harus tekun dan sabar karena mesti dilakukan berkali-kali.

Si EGOIS
Deteksi:
                Si Egois merupakan salah satu tipe orang yang sifatnya selalu mementingkan diri sendiri dan sulit berkompromi. Sifatnya ini membuat orang yang egois enggan untuk didekati. Ciri lain yang juga terlihat dari diri si egois adalah sifatnya yang keras kepala. Salah satu kalimat andalan yang tidak bakal sering kita dengar keluar dari mulutnya adalah ‘Nggak bisa. Pokoknya, gue mau begini!’
Si egois adalah tipe orang yang tempramental dan cenderung mudah terpancing. Menurutnya semua harus dilakukan dengan cara yang benar, yaitu adalah caranya sendiri. Walaupun sebagian beasr dari orang tipe ini berujung sukses secara karier dan materi, tapi orang-orang tipe ini selalu dibenci.

‘KACAMATA’ Baru Kita:
                Semua manusia memang akan memikirkan dirinya sendiri. Soalnya, kita cenderung ingin mempertahankan diri sendiri. Tapi, bukan berarti selamanya kita harus berfikir tentang diri sendiri. Hal yang bisa kita lakukan adalah:
1.       Memberikan dia pengertian. Kalau kita hidup di masyarakat sehingga mau tidak mau kita harus mencoba untuk oengertian dan berempati sama lingkungan selitar. Jadi, sesekali kita pun harus mendahulukan kepentingan orang lain.
2.       Kasih tahu juga kalau kita tidak selalu bisa dapatkan apa yang kita mau. Soalnya sewaktu-wakti bisa saja kepentingan kita bakal bentrok dengan kepentingan orang lain. 

Orang baru bakal selalu berdatangan ke dalam hidup kita. Sayangnya, tidak semua orang ‘mudah’ di dekati dan punya sifat yang cocok sama kita. Si pemarah, si galak, si sensitif, dan berbagai sifat lainnya yang sering membuat kita kesal. Tapi, tidak berarti orang-orang yang punya sifat berbeda ini harus kita jauhi.
Ganti ‘KACAMATA’
                Sebenarnya semua bisa jadi orang yang sulit didekati, termasuk kita. Soalnya, kemampuan menerima tiap orang berbeda-beda. Kalau buat kita, orang yang paling sulit didekati  adalah orang yang terlalu sensitif, belum tentu hal yang sama berlaku buat sobat kita.
                Menurut Hara Estroff Marano, penulis majalah Psychology Today, pengalaman buruk kita dengan sifat tertentulah yang bikin kita cenderung menghindari orang-orang yang ‘sulit’ ini. Tapi, meski ada ketidakcocokan sifat yang kita hadapi dalam diri seseorang, kita tidak seharusnya langsung menutup diri. Maklum, sebagian besar orang ini tidak bisa kita hindari karena mereka jadi bagian hidup kita. Misalnya, teman sebangku baru di kelas, sepupu, dan bahkan mungkin kakak/adik kita sendiri.
                Sebenarnya mereka hanyalah orang-orang unik yang juga butuh cara tersendiri untuk mendekatinya. Kita Cuma perlu mengganti ‘kacamata’ alias cara pandang kita dan melihat dari sudut pandang yang berbeda. Dengan begitu, kita bisa lebih memahami orang-orang yang kita anggap ‘sulit’ ini serta tahu cara menghadapinya.
Si PEMARAH
Deteksi:
                Si pemarah adalah salah satu tipe orang yang paling mudah kita kenali. Orang tipe ini sangat agresif mengungkapkan reaksinya atas sesuatu. Reaksi yang ditunjukkan juga biasanya meledak-ledak, cenderung kerasa dan mengganggu bagi sebagian besar dari kita.
                Tidak Cuma itu, Si pemarah juga termasuk tipe yang sinis dan sering tidak setuju terhadap sesuatu. Kejadian kecil yang sebenarnyan tidak memerluka reaksi terlalu keras pun bisa ditanggapi dengan berapi-api, nada tinggi, dan kata-kata kasar olehnya. Dia juga selalu merasa dirinya benar. Makanya, tidak heran kalau si pemarah jarang mau mengakui kesalahannya, terutama di depan banyak orang.
‘KACAMATA’ Baru Kita:
                Menurut psikolog Harriet Lerner, seorang penulis buku Dance of Anger dan Relationship Rules, sikap dan reaksi si pemarah yang cenderung keras bikin kita jadi sering merasa terganggu. Bahkan bukannya tidak mungkin kita bakal frustasi, terpancing emosi dan bersikap sama kerasnya ketika berhadapan dengannya.
                Makanya, untuk mendekati orang dengan sifat pemarah ini, kita perlu bersikap:
1.       Sangat Dewasa. Bersikap dewasa bukan berarti kita harus terus mengalah. Soalnya, kita bisa saja menyatakan ketidaksukaan kita sama si pemarah. Asal caranya tepat, dia pasti bisa menerima.
2.       Tangani Secara Personal. Ajak si pemarah berbicara langsung secara empat mata. Soalnya dia pasti  tidak akan melunak di depan banyak orang. Maklum, dia kan tidak mau terlihat sebagai pihak yang salah.
3.       Tenang dan Sabar. Pastikan kita menggunakan nada yang datar dan tenag, talu sampaikan hal-hal dari sikapnya ynag bikin kita tidak suka. Dengan begini, dia akan perlahan-lahan mengerti maksud kita.

Si PESIMIS
Deteksi:
                Salah satu ciri si pesimis adalah selalu khawatir dan cemas. Karena selalu ketakutan akan sesuatu hal yang buruk bakal terjadi. Si pesimis sering banget menjatuhkan atau menggagalkan ide yang diajukan orang lain. Misalnya, ketika peserta rapat pensi mengusulkan untuk mengadakan pesta kembang api, si pesimis akan jadi orang yang pertama yang menyebut berbagai hal buruk yang bisa terjadi di pestaa kembang api dan bikin kita berfikir untuk menghilangkan ide itu.
                Ciri lain yang bisa kta pakai untuk mendeteksi si pesimis adalah sikap orang ini yang sering terlihat sedih, gelisah dan sering menuntut. Menurut psikolog Mark Leary dari Duke University, si pesismis biasanya tidak sadar kalau sebenarnya kekhawatirannya menimbulkan banyak masalah untuk orang lain. Sebaliknya si pesimis selalu berfikir kalau dia sebenarnya membantu.

‘KACMATA’ Baru Kita:
                Si pesimis sebenarnya sedikit lebih sulit untuk dihadapi. Soalnya dengan cara yang cenderung halus, dia bisa bikin kita terbawa sama kekhawatiran dan ketakutannya sehingga jadi ragu sama pilihan atau keputusan kita. Selain itu, si pesismis juga cenderung kebal sama pengaruh dari luar dirinya. Cara yang paling pas yang bisa kita lakukan adalah:
1.       Mencoba Mengerti Sudut Pandangnya. Mungkin saja dia khawatir karena memang punya pengalaman buruk terhadap sesuatu hal.
2.       Setelah paham alasannya, coba kita menanamkan sudut pandang kita tanpa telihat memaksa. Berikan si pesismis pandangan yang berbeda soal hal yang dia khawatirkan tersebut.
3.       Pastikan Kita Tetap Tenang dan Tidak Putus Asa. Soalnya, dia pasti bakal selalu berusaha menjatuhkan kita. Siapkan berbagai macam pendapat dan argumen yang bisa meyakinkan dia.

Si SENSISTIF
Deteksi:
                Salah sati ciri si sensitif adalah sering mengkhayalkan hal-hal yang sebernarnya tidak ada. Selain itu, si sensitif juga selalu merasa dirinya seperti dimusuhi atau tidak disukai. Makanya, tidak heran kalau dia bakal sering mengganggu kita dengan pertanyaan. ‘Kamu nggak suka ya, temenan sama aku?’ atau ‘Aku bikin salah lagi ya, sama kamu?’. Orang tipe ini selalu merasa terancam dan mencari-cari tanda kalau dia terasingkan.

‘KACAMATA’ Baru Kita:
                Kesulitan yang muncul untuk menghadapi si sensitif, menurut Mark Leary, adalah kerapuhannya. Orang tipe ini seperti berjalan dengan cangkang telur yang sangat rapuh. Si sensitif selalu merasa tidak nyaman dan terkadang bikin kita merasa risih dan capek menghadapinya. Sebenarnya yang bisa kita lakukan adalah:
1.       Menyakinkan Si Sensistif Kalau Dia Cukup Baik Untuk Disayangi. Buat dia sadar bahwa dia punya banyak hal yang bikin dia berharga dan disukai orang lain.
2.       Selain itu, buat dia menyadari bahwa meskipun ada orang yang tidak suka sama dia, bukan berarti semua orang di dunia ini akan meninggalkannya. Masih ada orang-orang yang tetap peduli dan tinggal dalam hidupnya.
3.       Tentunya meyakinkan si sensitif bukan tugas yang gampang. Jadi, kita harus tekun dan sabar karena mesti dilakukan berkali-kali.

Si EGOIS
Deteksi:
                Si Egois merupakan salah satu tipe orang yang sifatnya selalu mementingkan diri sendiri dan sulit berkompromi. Sifatnya ini membuat orang yang egois enggan untuk didekati. Ciri lain yang juga terlihat dari diri si egois adalah sifatnya yang keras kepala. Salah satu kalimat andalan yang tidak bakal sering kita dengar keluar dari mulutnya adalah ‘Nggak bisa. Pokoknya, gue mau begini!’
Si egois adalah tipe orang yang tempramental dan cenderung mudah terpancing. Menurutnya semua harus dilakukan dengan cara yang benar, yaitu adalah caranya sendiri. Walaupun sebagian beasr dari orang tipe ini berujung sukses secara karier dan materi, tapi orang-orang tipe ini selalu dibenci.

‘KACAMATA’ Baru Kita:
                Semua manusia memang akan memikirkan dirinya sendiri. Soalnya, kita cenderung ingin mempertahankan diri sendiri. Tapi, bukan berarti selamanya kita harus berfikir tentang diri sendiri. Hal yang bisa kita lakukan adalah:
1.       Memberikan dia pengertian. Kalau kita hidup di masyarakat sehingga mau tidak mau kita harus mencoba untuk oengertian dan berempati sama lingkungan selitar. Jadi, sesekali kita pun harus mendahulukan kepentingan orang lain.
2.       Kasih tahu juga kalau kita tidak selalu bisa dapatkan apa yang kita mau. Soalnya sewaktu-wakti bisa saja kepentingan kita bakal bentrok dengan kepentingan orang lain. 

0 komentar:

Subscribe via email

Enter your email address:

Delivered by FeedBurner

Popular Posts